Hei hei heiiii :D kali ini aku mau post cerpen pertama aku, wkwk. Cerpen ini tu aku buat waktu aku masih duduk di kelas 7, tepatnya 7B1 *don'tbesad,bethebest,allahuakbar! heee itu jargon kelasku dulu ^^v. Nah, cerpen ini aku buat karena aku dapat tugas buat cerpen. Jadi yaa bukan keinginanku sendiri, hehe.
Aku masih ingat, dulu yang kasih tugas ini tu Ustadzah Indah. Beliau tu ustadzah favoritku. Udah baik, cantik, kece, ah pokoknya gitu lah :D. Tapi sayang, berbarengan dengan berakhirnya semester gasal, ustadzah indah harus pindah ke Bandung ngikut sama suaminya. Ugh, waktu itu gilak, aku nangis senangis nangisnya! Padahal itu kepulangan loh, dimana kita semua biasanya seneng banget.
Hmm yah, namanya pertemuan pasti ada juga perpisahan tentunya. Sekadar ngasi tau, dulu cerpenku ini dinilai 88 sama beliau XD *eaaaa. Yaa ga tau nanti menurut kamu nanti ini bagus atau enggak. Yang jelas ini berasal dari hatiku yang paling dalam *alaykumat!
Tapi, sekarang aku udah nggak begini lagi lhoo ;;). Semakin ku beranjak dewasa semakin pula aku paham akan jalan dakwah ini yang fitrahnya memang SULIT untuk diarungi. Hehehe. Jadi buat kalian yang baca, jangan terpengaruh yaa. Ambil hikmahnya aja. Karena semakin kau mencintai dakwah ini, maka kau akan belajar mengikhlaskan sesuatu ;) *tiiiiing.
Cinta, Kerja, dan Harmoni menuju 3 BESAR <3 PKS Allahuakbar! Ini dia cerpen saya..
Aku masih ingat, dulu yang kasih tugas ini tu Ustadzah Indah. Beliau tu ustadzah favoritku. Udah baik, cantik, kece, ah pokoknya gitu lah :D. Tapi sayang, berbarengan dengan berakhirnya semester gasal, ustadzah indah harus pindah ke Bandung ngikut sama suaminya. Ugh, waktu itu gilak, aku nangis senangis nangisnya! Padahal itu kepulangan loh, dimana kita semua biasanya seneng banget.
Hmm yah, namanya pertemuan pasti ada juga perpisahan tentunya. Sekadar ngasi tau, dulu cerpenku ini dinilai 88 sama beliau XD *eaaaa. Yaa ga tau nanti menurut kamu nanti ini bagus atau enggak. Yang jelas ini berasal dari hatiku yang paling dalam *alaykumat!
Tapi, sekarang aku udah nggak begini lagi lhoo ;;). Semakin ku beranjak dewasa semakin pula aku paham akan jalan dakwah ini yang fitrahnya memang SULIT untuk diarungi. Hehehe. Jadi buat kalian yang baca, jangan terpengaruh yaa. Ambil hikmahnya aja. Karena semakin kau mencintai dakwah ini, maka kau akan belajar mengikhlaskan sesuatu ;) *tiiiiing.
Cinta, Kerja, dan Harmoni menuju 3 BESAR <3 PKS Allahuakbar! Ini dia cerpen saya..
ANTI PARTAI
karya Hanifa Azzahro
"Eh, kemarin aku mudi ke rumah nenek di Bogor loh. 2 minggu lagi! Coba deh kalian bayangin, lama banget kan?" cerita Chaca bersemangat.
"Wah, enak dong bisa mudik lama banget!" kata Nania tak kalah semangat.
"Jelas! Papa Chaca kan nggak sibuk-sibuk amat. Lain lah sama papaku. Seminggu aja pulangnya cuma dua hari. Nggak asyik banget!" keluh Dentisa.
"Eh, ngomong-ngomong soal mudik, kamu mudik kemana Nad? Dari tadi kok nggak ada suaranya? Kamu nggak mudik ya?" tanya Nania.
"Aku? wah, mudik sih mudik. Tapi, nggak selama kalian. Cuma tiga malem doang," jawab Nadine sedih.
"Udah Nad, nggak usah sedih dan terlalu dipikirin. Banyak loh orang yang nggak mudik karena nggak punya uang. Aku aja nggak mudik. Papaku terlalu sibuk sih," hibur Dentisa.
"Dentisa Dentisa, jelaslah kalau kamu nggak mudik. Semua nenek kamu aja ada disini. Pake nyalahin Papamu lagi. Nggak boleh tau!" omel Nania. Dentisa hanya tertawa kecil.
"Oya, emang Abi kamu kerjanya apa?" tanya Chaca penasaran.
"Yah, kalian tau sendiri lah. Abiku itu kontraktor sama jadi ketua partai. Nah, kebetulan sekarang Abiku dapat proyek di Semarang. Jadi yaa pulangnya seminggu maksimal tiga sampai empat hari. Tapi ketika dirumah, waktunya itu banyak dihabisin buat partai. Paling-paling dirumah cuma satu hari," jawab Nadine lesu.
Tak terasa jatuh sudah satu tetets air mata kesedihan Nadine. Nadine tak bisa membayangkan bagaimana pedihnya itu. Teman-temannya pun hanya bisa membayangkannya.
"Sabar ya Nad, jangan nangis. Kalo kamu kesepian kan masih ada kita," kata Nania mencoba menghibur.
"Iya Nad, betul kata Nania. Masih ada kita," tambah Dentisa.
"Maaf ya Nad. Gara-gara aku tanya itu, aku jadi bikin sedih kamu. Maafin aku ya," sesal Chaha.
"Enggak kok, kamu nggak salah Cha. Yang salah itu partainya. Pokoknya aku benci yang namanya partaiiiiiiiiii!!!" teriak Nadine yang kemudian berlari meninggalkan teman-temannya. Teman-temannya pun hanya bisa memandanginya dengan sedih.
'Kenapa sih aku ini. Masa nangis dihadapan teman-temanku. Benar-benar nggak tau malu! Lagian, abi juga gitu. Pasti yang prioritas utama partai. Keluarga jadi kedua. Emangnya apa sih, enaknya partai itu? Meskipun sakit, abi masih aja datang di acara partai. Segitunya sih! Apa partai itu udah pada nggak punya hati ya?! Huhh!! Pokoknya aku benci partaii!! OTORITER!' omel Nadine dalam hati.
Tak terasa, karena sakit sakit hatinya, Nadine pun ketiduran. Ya, tidur dengan sangat pulasnya. Tetapi, dari matanya masih keluar tetes-tetes kepedihan yang sangat mendalam. Dan ketika ia bangun, dia baru menyadari kalau dia tidur sambil menangis.
"Mbak Nadine, udah bangun belum??! Udah jam setengah lima lho. Mandi sama shalat Ashar dulu!" teriak Ummi dari dapur.
"Iya Mi" jawab Nadine singkat.
Setelah mandi, Nadine langsung shalat dengan khusyu'. Kemudian ia berdoa. Entah apa isinya. Hanya Nadine dan Allah saja yang tahu. Ketika ia sedang melipat rukuh, tiba-tiba Ummi datang.
"Mbak Nadine nanti mau makan malam sama apa?" tanya Ummi halus.
"Terserah kok,"jawab Nadine lemah.
"Mi, Mbak Nad tadi habis nangis. Katanya sih, dia benci sama partai. Dia anti Mi, sama partai," celetuk Tasya, adik Nadine yang tiba-tiba nongol di kamar Nadine.
"Loh, kenapa benci sayang?" tanya Ummi halus campur kaget.
"Habis, Abi pergi-pergi terus. Hiks.. Nggak pernah dirumah. Abi sukanya ngisi liqa' terus. Rapat terus. Pulangnya malam banget lagi! Hiks.. Padahal udah tau sakit masih pergi. Hiks.. Emangnya, partai itu sebegitu pentingnya ya Mi? Partai itu otoriter! Pokoknya aku anti sama partai!" ungkap Nadine sambil menangis.
"Lhoh, itu kan dakwah Mbak. Kan nanti dapat pahala. Pengen masuk surga kan? Jadi, Mbak Nadine harus sabar ya sayang ya," nasehat Ummi.
"Tapi tetap aja aku anti sama partai manapun! Huh!" kata Nadine cuek dan langsung pergi keluar kamar. Ummi yang melihat hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.
Pukul 21.00 lebih dikit, Abi pun pulang. Nadine langsung menuju kamar dan langsung tidur. Tetapi tidak bisa tidur. Dan ketika Abi duduk-duduk di depan TV, Tasya pun berkata, "Bi, sini tah, lihat kamarnya Mbak Nadine penuh dengan lukisan dan hiasan."
Karena Abi penasaran, Abi pun bangkit dari duduknya untuk melihat apa yang dikatakan Tasya. Ketika Abi melihat, Abi hanya tersenyum, diam, dan geleng-geleng kepala seperti Ummi tadi. Ternyata, yang disebut Tasya sebagai lukisan dan hiasan adalah kertas HVS yang banyak tertempel dengan tulisan yang intinya anti partai.
Tak disangka, Nadine mendengar percakapan itu.
xxx
Pukul 05.00, Nadine dibangunkan Abinya, "Mbak Nadine, ikut nggak olahraga lari-lari ke alun-alun? Naik mobil kok," ajak Abi.
Mulanya Nadine nggak mau. Tapi, setelah dipikir-pikir, akhirnya Nadine memutuskan untuk ikut bersama kedua adiknya.
Ketika di dalam mobil, "Bi, Abi kok pergi terus sih Bi? Emangnya, penting banget ya? Pasti partai, partai, partaii melulu! Kenapa sih?!" tanya Nadine dengan nada kesal.
Ternyata, jawabannya Abi sama dengan jawabannya Ummi. Huhh kesal banget hatinya Nadine.
xxx
Setelah sampai rumah, Nadine langsung mandi, makan, beres-beres sebentar dan langsung bermain di rumah Chaca.
"Ciee.. udah nggak ngambek lagi nih.." goda Nania.
"Yee, masih kok," jawab Nadine tersipu.
"Ketahuan malu nih! Hihihi.." tambah Dentisa. Semuanya pun tertawa lepas bersama-sama. Sangat menyenangkan.
"Eh, kalian udah pada tau belum berita tentang Soraya P itu?" tanya Nania membuka pembicaraan.
"Ya jelas udah dong! Tapi aku nggak terlalu menyimak sih," jawab Dentisa santai.
"Kalo kamu Cha?" tanya Nania lagi.
"Aku juga dah tau. Tapi sama kayak Dentisa, nggak menyimak," jawab Chaca.
"Tinggal kamu Nad. Kamu dah tau?" tanya Dentisa bingung.
"Tau sih tau. Tapi aku nggak ngurusin, cuma sekilas aja lihat dia berdiri. Itu pun waktu aku lagi cari saluran TV yang baik. Toh, buat apa coba?!" jawab Nadine dengan cuek.
"Hahh! masa sih?? Kamu nggak takut dibilang teman-teman kuper?" tanya Chaca tak percaya.
Dan dengan cuek dan entengnya Nadine menjawab, "Nggak. Aku nggak takut. Terserah mereka mau bilang apa. Aku tinggal jawab 'aku kan saporer!'.
"Hah? saporer?! apaan tuh?" Dentisa, Chaca, Nania bertanya dengan kompaknya.
"Saporer itu artinya.. saya anti partai otoriter!! Hahaha... sapa yang mau ikuuut?! Hihihi.." teriak Nadine semangat.
Dentisa, Chaca, Nania hanya berpandangan ngeri. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Secara kompak mereka berteriak.. "Ikuuuutt!!"
UPS.. HIHIHI.. :)
The End~
Waaaaak, gaje gaje gajeee!! XDD sumpah, konyol banget nah ini! Yah, namanya juga gua masi polos waktu itu ;;). Ambil hikmahnya aja, dan..
bismillah, sekarang AKU SEMAKIN YAKIN AKAN JALAN DAKWAH INI :)
HAMASAH!! :))
"Ciee.. udah nggak ngambek lagi nih.." goda Nania.
"Yee, masih kok," jawab Nadine tersipu.
"Ketahuan malu nih! Hihihi.." tambah Dentisa. Semuanya pun tertawa lepas bersama-sama. Sangat menyenangkan.
"Eh, kalian udah pada tau belum berita tentang Soraya P itu?" tanya Nania membuka pembicaraan.
"Ya jelas udah dong! Tapi aku nggak terlalu menyimak sih," jawab Dentisa santai.
"Kalo kamu Cha?" tanya Nania lagi.
"Aku juga dah tau. Tapi sama kayak Dentisa, nggak menyimak," jawab Chaca.
"Tinggal kamu Nad. Kamu dah tau?" tanya Dentisa bingung.
"Tau sih tau. Tapi aku nggak ngurusin, cuma sekilas aja lihat dia berdiri. Itu pun waktu aku lagi cari saluran TV yang baik. Toh, buat apa coba?!" jawab Nadine dengan cuek.
"Hahh! masa sih?? Kamu nggak takut dibilang teman-teman kuper?" tanya Chaca tak percaya.
Dan dengan cuek dan entengnya Nadine menjawab, "Nggak. Aku nggak takut. Terserah mereka mau bilang apa. Aku tinggal jawab 'aku kan saporer!'.
"Hah? saporer?! apaan tuh?" Dentisa, Chaca, Nania bertanya dengan kompaknya.
"Saporer itu artinya.. saya anti partai otoriter!! Hahaha... sapa yang mau ikuuut?! Hihihi.." teriak Nadine semangat.
Dentisa, Chaca, Nania hanya berpandangan ngeri. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Secara kompak mereka berteriak.. "Ikuuuutt!!"
UPS.. HIHIHI.. :)
The End~
Waaaaak, gaje gaje gajeee!! XDD sumpah, konyol banget nah ini! Yah, namanya juga gua masi polos waktu itu ;;). Ambil hikmahnya aja, dan..
bismillah, sekarang AKU SEMAKIN YAKIN AKAN JALAN DAKWAH INI :)
HAMASAH!! :))
0 komentar:
Posting Komentar