Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kapan Ketidak Adilan 'Kalian' itu Menjauh dari Kami?

Aku hanya seorang anak kelas XI SMA yang sedang menimba ilmu di sebuah SMA di suatu kota cilik di tepi Jawa Tengah. Aku bukan siapa-siapa, karena memang kehadiranku sama seperti kalian semua, hidup sebagai manusia biasa. Pengetahuanku pun belum seberapa, belum genap 2 bulan juga umurku berubah menjadi 17 tahun. Nah, bagi kalian yang menganggapku ada apa-apanya, maaf kalian salah, karena aku juga bisa menyimpan air mata sama halnya seperti kalian.
Namun bukan hanya aku saja rupanya yang bisa menyimpan atau bahkan menahan air mata tersebut. Kami. Ya, lebih pantas aku akan menyebutnya dengan sebutan kami.

Hampir 15 tahun ini kami bersama-sama berjuang mati-matian menepis segala perasaan yang bisa membuat kami tertunduk dihadapan duka, membuat kami tertunduk di hadapan kalian yang tak henti-hentinya menggempur hingga membabi buta mencemoohkan jalan juang kami. Selama itu pula kami berusaha menguatkan kesabaran kami di atas segala macam musibah yang memang sengaja ‘kalian datangkan’ untuk menghancurkan elektabilitas kami. Namun ternyata, sekian tahun itu tidak membuat Allah mendatangkan hidayah kepada kalian jua rupanya. Wah, kasihan sekali kalian, Allah masih memutuskan untuk menunda kehadiran hidayahNya untuk kalian.

Aduh salah. Tadi kan sudah aku katakan, aku bukanlah siapa-siapa. Jadi tidak pantas dong kalau aku menjudge kalian sampai seperti itu. Atas dasar apa?

Untuk pertanyaan ini aku akan jawab, atas dasar hati.

Aku heran dengan kalian, mengapa kalian berkelakuan seperti tak ada hati sebagaimana yang sudah dimiliki manusia pada umumnya sejak mereka di anugerahkan ruh oleh Yang Maha Pencipta? Mengapa? Mengapa kalian senang sekali memfitnah, mencaci hina, mendownkan dan rela melakukan segala apa hingga mengorbankan nama rakyat hanya untuk menjatuhkan dan membumi hanguskan kami? Mengapa???

Itu qadarullah nak, sudah Allah nas kan itu dalam Al-Qur’an :”)

Itulah jawaban yang selalu aku dapatkan ketika aku bertanya ini itu kepada siapapun yang aku temui di jalan ini. Ummi Abi Ami’ ‘Ammah itu bukannya ikut membenci kalian seperti yang aku alami sekarang, namun malah menasehati diriku dengan perkataan yang sangat lembut hingga aku benar-benar tega untuk menjatuhkan air mata.

Ingin sekali rasanya berontak, saat perasaan yang berkecamuk seperti ini dirasakan oleh seorang pemuda yang masih dalam perkembangan yang labil. Kapan? Kapan keadilan itu akan hadir untuk kami?? Sehina itu kah nilai kebaikan yang kami sebarkan di mata kalian sehingga membuat kalian sangat benci terhadap kehadiran kami?

Da’i sekelas Rasulullah saja banyak yang membenci, bagaimana dengan kita yang manusia biasa?

Itulah jawaban Abi atas pertanyaanku pada suatu hari “)

Dalam hatiku bertanya, lalu bagaimanakah perasaan para qiyadah terdahulu saat harus memulai jalan dakwah ini dari angka nol??

asgkjshdskfyshd-

Sungguh, aku masih harus belajar lebih dalam lagi rupanya agar aku bisa menguatkan benteng pertahanan hati ini sendiri.

Disaat suatu keburukan muncul setitik saja dalam suatu komunitas kebaikan, berbagai cacian akan dengan cepatnya melesat menyebar menjalar merampas opini baik di mata masyarakat. Namun apabila disaat suatu keburukan muncul hingga sebelangga dalam suatu komunitas keburukan, maka dengan cepatnya pula masyarakat akan mengabaikan dan malah bersikap seolah mata mereka itu sedang buta.

Ironinya dunia. Anak kecil seusiaku saja dapat merasakannya, kebangetan kalau yang dewasa malah membentengi hatinya dan menutup mata dan mengunci akalnya. Hati-hati, saat Allah sudah membekukan sebuah hati, maka kebaikan seruncing apapun tak akan mampu menghancurkannya, sekalipun hanya meretakkannya. Kecuali Allah hendak berkehendak kembali.

Wallahu’alam bisshowab.
Yang jelas hatiku kini sedang berbicara pada sunyi.



16.31
on tumblr

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Let It Go

Nggak tau apa yang aku rasain malam ini. Dingin semua. Gemetaran dengerin ini lagu. Hentak banget dalam hati ketika aku mengaitkannya dengan kehidupan di sekitarku. Tidak, tidak hanya di sekitarku, namun di sekitar anak-anak yang bernasib sama denganku juga. Mungkin alay banget gitu ya dengerin lagu sampe merinding segala. Nangis pulak, dih.:')

Sebenarnya dalam diriku sendiri tak pernah aku membayangkan akan terlahir dalam keluarga yang bagiku penuh kebahagiaan ini. Punya ummi yang sholehah nan cantik, abi yang sholeh nan tampan, dua adik yang selalu mengisi hari-hariku entah dengan segala apa ulahnya dan tak lupa pula, aku tak pernah sebelumnya membayangkan aku akan masuk ke dalam lingkaran tarbiyahNya ini. Tak pernah, sekalipun. Dan kini, malam ini, saat aku merenung, aku menangis, terharu, bersyukur :")

Aku ingat, dulu saat aku masih duduk di bangku SMP, aku pernah sangat membenci jalan ini, jalan yang selalu ramai dan tak pernah sepi ini. Entah, aku pun tak mengerti mengapa bisa begitu bencinya diriku. Ah ya, aku ingat, haha, karena aku selalu ditinggal Ummi Abi pergi menyebar dan mencari ilmu dalam lingkaran-lingkaran kecil bersama teman seperjuangannya.

Aku yang kala itu tidak mengerti apapun tentu saja berontak. Bagaimana tidak, belum tentu sebulan sekali aku dapat pulang ke rumah karena memang diriku saat itu sedang mencari ilmu di sebuah pesantren di Klaten. Saat sedang pulang Abi selalu tak ada waktu untukku. Saat aku membuka mata terbangun dari tidurku, Abi sudah bersiap untuk pergi ketempat kerjanya, proyek lapangan. Sore saat terbangun dari tidur siang aku pun melihat Abi pulang dengan keadaan letih, dan aku pun tentu tak akan tega mengganggunya untuk sekedar istirahat sejenak. Hingga selepas maghrib, nah itulah, saat dimana aku harus melepas Abi untuk pergi lagi. Aaaaaa benar-benar selalu tidak ada waktu. Aku dirumah hanya sekedar numpang pindah tidur, pikirku kala itu. *etdahnangislagigue :'3.

Tapi seiring berjalannya waktu, dan semakin dewasanya diriku, kini aku mengerti dan memahami semua. SEMUANYA. Seharusnya sudah tidak akan ada lagi tangis air mata seperti ini. Tapi ini beda. Aku menangis bukan karena aku akan mengulang masa lalu itu. Aku menangis karenaNya. Sungguh, aku tidak akan membayangkan jika jalan dakwah akan seindah ini ^^-

Bagi kebanyakan orang mungkin akan bertanya-tanya, apa enaknya?? Ah, tunggu lah saat dirimu di anugerahi Allah hidayah, dan kau pun akan merasakannya ;')

*pending
Nggak kuat, sek tak raup :'3

Tidak ada lagi kata-kata yang akan aku ucapkan kecuali tahmid takbir kepadaNya untuk menggambarkan semua ini. Benar-benar dah, kalau bayangin perjuangan qiyadah-qiyadah terdahulu, beuuuh ga sangguupp. Nggak kuaatt, pastilah lebih berat ketimbang dengan apa yang aku hadapi saat ini. Anak kader kini sudah enak, tinggal meneruskan jejak Ummi Abi tanpa perlu perjuangan yang sangat besar lagi. Namuun, ternyata tidak akan semudah itu ternyata. Masih banyak PR yang harus kami selesaikan di masa depan. Dan itulah yang namanya estafet perjuangan dakwah.

Walau dicaci sana sini. dirundung fitnah tak henti henti, seharusnya langkah para mujahid mujahidah tak boleh ikut terhenti. Harus tetap melaju, melaju dan melaju! Biarlah orang berkata apa pun tengtang kita, keep AYTKTM :)

Seandainya mereka tahu bagaimana perjuangan kita..
Seandainya mereka tahu apa kontribusi kita..
Ah jangan begitu, da'i sekelas Rasulullah SAW saja ada banyak kok yang membencinya. Apalagi kita yang hanya sekelas manusia penuh alpa dan noda? ;)

Pokoknya malam ini LET IT GO!
karepmu arep ngomong opo, apapun lu kate, gua kagak peduli! hahah
karena aku cinta dengan jalan ini kerana Allah :")

Semangat kobarkan Indonesia!
Salam 3 Besar
Cinta Kerja Harmoni
PKS nomor 3 menang!
bismillah..
Saya Pilih PKS di pemilu perdana saya nanti 9 April 2014 :)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Stalking




Apa sih yang terlintas dalam benak diri kalian kalau dengar kata stalking? Fans? Iseng? Hoby? Hmm, kalau bagiku sih stalking itu kurang kerjaan. Aku merasa orang yang suka stalkingin orang itu kurang kerjaan banget mah. Mengintip kehidupan orang secara diam-diam menurutku enggak banget. Kalau di gaulin sih namanya kepo banget. Yaa simple sih sebenernya, stalking kan hak orang juga. Tapi kalo stalkingnya keseringan mah namanya juga apa lah itu. Hati-hati, menurutku sendiri stalking itu bisa menggerus tingkat ke-ori an karakter kita masing-masing.

Kok bisa?

Dengan menyetalking orang, otomatis secara tidak sadar dalam diri kita ada pengakuan bahwa orang yang kita stalkingin itu spesial bagi kita. Spesial dalam apapun mungkin. Nah otomatis juga pasti orang yang distalking itu ada apa-apanya. Aku nggak bilang lho kalau stalking itu nggak boleh. Yang aku sayangkan tu kalau kita udah di mainin sama kata stalking itu sendiri. Bisa dibayangin kan, gimana frustasinya *etdaahhlebeamet orang yang distalkingin itu, tiap hari kehidupannya di ubrek-ubrek mulu.

Stalking itu gapapa, asalkan tahu batas-batasnya. Ah mboh lah, gatau lagi kudu ngomong apa -,- yang jelas aku gasuka stalker yang dengan mencoloknya nunjukin lewat perilaku dia kalo dia suka stalking orang. Whatever dah ini postingan gua mau dikata apa. Tapi gua salut bet sama stalker yang ga nampakin banget kalo dia stalker. Cocok gitu rasanya kalo dijadikan mata-mata, ahaha. Lagian aku sendiri sih sebenarnya juga stalker ulung *preet :p Tapi ga make nampakin secara terang-terangan keleus. Cukup jadi informasi pribadi dan diambil kesimpulan sendiri dan aku akan tetap jadi diriku sendiri :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS